Konflik Mahasiswa Papua di Yogyakarta


(https://jogjapolitan.harianjogja.com)


Konflik sosial mahasiswa Papua di Yogyakarta melibatkan ormas, aparat, pemerintah dengan mahasiswa Papua di Asrama kamasan I Jl. Kusumanegara, konflik yang awalnya laten tersebut, berubah menjadi manifest pada tanggal 14 Juli 2016 lalu, konflik ini sejatinya disebabkan oleh kompleks persoalan dan permasalahan yang hadir sebelum sebelumnya.

konflik yang terjadi di Yogyakarta disebabkan oleh multi faktor yang berujung manifest pada puncak perayaan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) ke 40 di Asrama Kamasan I Papua. Selain faktor sejarah dan adanya upaya gugatan sekaligus dukungan untuk sikap pembebasan irian barat tersebut, konflik mahasiswa Papua di Yogyakarta juga dipicu atas adanya stigma, tindakan diskriminatif, hingga dugaan pelanggaran HAM menjadi akumulasi sebab.

Penanganan konflik yang dilakukan hingga melibatkan andilnya kepala daerah dan anggota dewan masing masing, serta para pihak yang bertikai dan andilnya pemerintah pusat dalam hal ini KOMNAS HAM, menunjukkan konflik ini tergolong serius

Konflik berlansung tiga hari, dengan diwarnai penangkapan terhadap seorang mahasiswa Papua bernama Obby kogoya, karena diduga melawan aparat kepolisian. Penangkapan terhadap Obby nampaknya tidak mengurangi intensitas dan semangat para mahasiswa asal Papua ini untuk tetap menyuarakan aspirasi dan menjalankan aksi demonstrasi yang mereka sudah rancang jauh hari sebelum peristiwa tersebut terjadi. 

Konflik di asrama mahasiswa Papua kamasan I ini merupakan akumulasi dari beberapa konflik sebelumnya, seperti beberapakali terjadi bentrok individu maupun kelompok antara mahasiswa Papua dengan warga, khususnya ormas dan aparat termaksud ketegangan panas antara aparat kepolisian dan TNI bersama pemerintah di Yogyakarta.

Penyelesaian Konflik

Jalan keluar yang yang diambil pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur, waktu itu mengundang walikota setempat dan tokoh masyarakat setempat. 
Kesepakatan yang didapatkan setelah Musyawarah tersebut adalah:
  1. Tidak mengibarkan atau memunculkan kembali simbol ataupun issue separatis lainnya.
  2. Mahasiswa Papua tidak boleh ikut politik praktis.
  3. Pengahapusan diskriminasi dan stigma di Yogyakarta.

Kesimpulan

Interaksi Sosial yang terjadi di peristiwa ini merupakan bentuk Disosiatif Konflik.
Disosiatif Konflik adalah proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. 

Penyebab terjadinya karena:
  1. Adanya stigma negatif dan diskriminasi rasial yang tumbuh dan berkembang terhadap orang Papua di Yogyakarta
  2. Faktor perbedaan budaya
  3. Faktor sejarah
  4. Adanya pelanggaran HAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar